Dua hari lalu, dalam HUT ke-52 PDI Perjuangan, Megawati selaku ketua umum PDIP selama tiga dekade mengatakan bahwa ia dan partainya tidak memiliki masalah dengan Prabowo.
Pernyataan ini menguatkan sinyalemen sebelumnya, bahwa ibu ketua ini tidak pernah bermasalah dengan presiden terpilih. Tapi ia hanya bermasalah dengan mantan kadernya yang sebelumnya pernah ia usung sebagai presiden selama dua periode.
Untuk Mega dan Prabowo, hubungan mereka amat unik, naik turun. Di 2009 mereka berpasangan maju sebagai calon presiden dan wakil presiden. Kemudian di Pilkada DKI 2012, mereka bekerja sama memajukan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI. Kemudian di Pilpres 2014 dan 2019 Mega dan Jokowi bekerja sama mengalahkan Prabowo. Dan 2024 Prabowo bekerja sama dengan anak Jokowi mengalahkan calon yang diusung oleh Mega.
Politik ini memang unik, Mega dan Prabowo adalah orang yang paling paham akan hal ini di Indonesia. Ayah mereka saling berseberangan. Mega yang anak presiden kemudian menjadi presiden, dan kadernya kemudian jadi presiden, lalu kemudian berbalik arah menjadi lawannya (Jokowi).
Begitu juga Prabowo. Mertuanya presiden, dan kemudian dia jadi presiden, dan orang yang pernah ia promosi ke level nasional menjadi presiden dua periode (Jokowi), dengan mengalahkannya.