Jenderal Prabowo Subianto
Setelah pensiun dari kedinasan di penghujung tahun 1998, tadi pagi, 26 tahun kemudian, Letjen Prabowo Subianto oleh Presiden Joko Widodo—atas usulan Panglima TNI, memberikan gelar Jenderal Kehormatan bagi Menhan Prabowo Subianto.
Pemberian gelar ini sekaligus mengukuhkan bahwa mulai hari ini ia menjadi jenderal bintang empat (hor), sama seperti Presiden SBY, Luhut Binsar Panjaitan, Agum Gumelar, dan Abdullah Mahmud Hendropriyono, empat senior yang mendukung pencapresannya tahun ini.
Sebagai orang yang meraih pangkat bintang tiga di usia 46 tahun dan beberapa bulan kemudian dioaksa diberhentikan dan kemudian harus mengasingkan diri selama lebih satu tahun ke Jordania, tentunya pemberian gelar tadi telah memulihkan semua pertaruhan emosional yang dimiliki Prabowo dalam hidup.
Dalam karirnya, ia memiliki dua sisi. Sebagai prajurit dan sebagai politisi.
Sebagai prajurit, diberhentikan dari kedinasan di posisi jenderal bintang tiga, tentunya hal yanh menyakitkan. Sebab sebagai seorang prajurit, cita citanya tentu ingin menjadi kepala staf, atau Panglima TNI.
Tapi, beberapa tahun lalu, ketika ia menjadi Menteri Pertahanan, upaya untuk memulihkan harapan itu terwujud. Sebab sebagai Menhan, ia adalah atasan dari Panglima TNI dan kepala staf.
Jika jabatan Menhan memulihkan harapannya di bidang karir jabatan puncak kemiliteran, maka tadi siang yang dilakukan oleh Jokowi adalah memulihkan hal yang paling krusial, yaitu harapan dan keinginannya untuk menyemat pangkat jenderal penuh, bintang empat.
Untuk karir sebagai politisi, dua minggu lalu ia telah membuktikan dengan kemenangan telak di Pilpres 2024. Hal yang telah ia coba sekuat tenaga selama 20 tahun belakangan. Dari mengikuti konvensi Golkar 2003, menjadi cawapres Megawati di 2009, menjadi capres di 2014, menjadi capres lagi di 2019, dan kembali menjadi capres di 2024.
Tahun ini, di pertarungannya yang ke lima, ia menang, sehingga semua hal yang ia upayakan dan dicabut darinya puluhan tahun lalu, maka tahun ini seluruhnya dapat dipulihkan semuanya. Baik terpilih menjadi presiden dan juga pagi tadi dianugerahi jenderal bintang empat.
Dari seluruh foto yang beredar yang menampakkan Prabowo mengenakan PDU yang menyandang pangkat bintang empat di pundak, saya paling suka dengan foto ini.
Di foto ini, yang diabadikan tadi siang, ia mengenakan PDU dengan baret merah Kopassus berbintang empat, dimana dibelakangnya terdapat lukisan ia yang di usia 46 tahun, 26 tahun lalu, mengenakan PDL dengan baret merah di kepala yang bertahtakan bintang tiga.
Orang-orang boleh protes tentang permasalahan kalah menang di kontestasi perebutan kursi kepresidenan. Tapi yang paling penting adalah, dia yang menang ini, tanpa pantang menyerah berani untuk bertarung hingga lima kali, dan kemudian memenangkan pertarungan.
Suatu hal yang tak mungkin sanggup dilakukan oleh kita-kita yang tak memiliki keberanian kuat, daya tahan, dan kesabaran dalam jumlah tak terkira besaran jumlahnya.