Beberapa jenderal bintang empat—dan bahkan lima, telah membangun masjid. Pak Harto, presiden Indonesia dengan masa jabatan terlama, hingga akhir hayatnya telah mengupayakan pembangunan 999 masjid yang dikenal luas sebagai Masjid Pancasila.
Dari 999 masjid tersebut, sebanyak 200 unit didirikan di kompleks lembaga pendidikan atau pondok pesantren, sementara di kompleks perkantoran dan perumahan PNS terdapat 159 unit. Di kompleks perkantoran dan perumahan ABRI dibangun 61 unit, serta di pemukiman transmigrasi terdapat 10 unit. Selain itu, di pemukiman masyarakat umum telah dibangun sebanyak 569 unit masjid.
***
Beberapa waktu lalu, sebuah kampus di Aceh berencana merobohkan salah satu masjid ini dan menggantinya dengan masjid yang lebih megah. Namun, rencana tersebut dibatalkan karena pada dasarnya masjid ini adalah masjid wakaf.
999 masjid ini dibangun atas pendanaan bersama yang dikoordinir oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Dalam beberapa tahun, gaji jutaan PNS dan anggota ABRI di seluruh Indonesia dipotong dengan nilai rata-rata Rp 500 tiap bulan. Akumulasi dari dana ini kemudian menghasilkan 999 masjid ini, dan Pak Harto berpulang ketika masjid terakhir yang ia impikan selesai dibangun. Angka 999 dipilih Pak Harto karena ingin mengabadikan jumlah 99 asmaul husna.
Selain Pak Harto, jenderal lainnya yang juga membangun masjid adalah Jenderal Jusuf, Panglima ABRI periode 1978-1983. Jenderal asal Sulawesi Selatan ini membangun masjid besar di kampungnya, Ujung Pandang (kini Makassar), yang diberi nama Al Markaz Al Islami. Nama masjid ini diberikan oleh Cak Nur, dan pada tahun 2005, pihak pengelola menambahkan nama Jenderal M Jusuf di akhir nama masjid ini.
Setelah Pak Harto dan Jenderal Jusuf, jenderal lainnya yang saya tahu membangun masjid adalah Moeldoko. Panglima TNI periode 2013-2015 ini mendirikan masjid di kampungnya, yang ia beri nama Masjid Dr. H. Moeldoko, namanya sendiri.
Setelah Moeldoko, jenderal lainnya yang membangun masjid adalah Jenderal Dudung Abdurrahman. KSAD periode 2021-2023 ini mendirikan Masjid Syarif Abdurrahman di Cirebon, Jawa Barat. Nama belakang masjid tersebut sama dengan nama belakangnya.
Terakhir, jenderal yang saya tahu juga membangun masjid adalah Jenderal TNI Agus Subianto. Foto yang Anda lihat di postingan ini adalah foto masjid tersebut. Jenderal Agus membangun masjid yang dinamakan Masjid Ar Rahman ini di kampungnya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Jika diperhatikan, masjid ini mungkin paling unik di Indonesia, bahkan dunia. Jika Pak Harto membangun masjid terinspirasi dari bentuk atap limas bersusun terinspirasi arsitektur tradisional Nusantara, dan Jenderal Jusuf terinspirasi oleh masjid Nabawi di Madinah, maka masjid yang dibangun oleh Jenderal Agus ini lain dari yang lain, karena atap masjid yang lazimnya berbentuk kubah, di masjid ini berbentuk baret TNI, dengan menara berbentuk tongkat komando.
Menariknya, menurut Jenderal Agus, ide kubah berbentuk baret TNI ini bukan idenya, melainkan ide seorang warga sipil bernama Adi Hidayat yang dalam beberapa tahun ini kondang sebagai dai kenamaan dan sangat populer di dunia maya.