T. R. Muda D. Bentara
2 min readFeb 22, 2025

𝘽𝙖𝙩𝙩𝙖𝙡𝙞𝙤𝙣 𝙄𝙗𝙪 𝙈𝙚𝙜𝙖

KPK itu dimiliki oleh banyak pihak. Saking banyaknya, kita tidak tahu siapa dan pihak mana yang akan ditangkap, dijadikan tersangka, atau ditahan. Seperti menghitung kancing baju, semua kader partai atau birokrat berpeluang untuk menjadi pasien mereka, tentunya jika bersalah.

Kemarin, dua hari lalu, ketika semuanya sedang bersuka ria di pesta pelantikan kepala daerah, KPK menggelar pesta lain. Mereka menahan Hasto, orang kepercayaan Ibu Mega, politisi perempuan terkuat di dunia.

Akibatnya, Ibu Mega marah. Semua kepala daerah yang organik dan orisinil PDIP dilarang ikut retret ke Akmil Magelang, beserta ratusan kepala daerah lainnya.

Para kepala daerah kader Ibu Mega itu patuh. 100% patuh. Bagi mereka yang sudah mendarat di Jogja, mereka diminta untuk standby dalam bentuk commander call.

Namun, angin hari ini berubah. Bu Mega sedikit melunak. Pasukan kepala daerahnya diizinkan bergerak ke Magelang, dan semuanya telah berkumpul di sana.

Menariknya, saat ini mereka semua sudah berseragam, dan koper mereka sudah masuk ke Akmil, tapi tubuh mereka belum.

Saat ini mereka sedang menunggu instruksi terakhir dari Ibu Mega, kapan beliau mengizinkan mereka masuk, dan kapan pihak pemerintah mau membuka pintu. Secara de jure, mereka sudah diizinkan, karena koper mereka sudah masuk. Namun, secara de facto, mereka belum, karena secara fisik mereka belum masuk.

Awalnya saya kira ketidakhadiran kepala daerah dari PDIP akan mengurangi kekhidmatan retret ini. Tapi melihat aksi dan pergerakan Ibu Mega, sepertinya beliau punya gaya komunikasi tersendiri untuk menunjukkan kekuatan kepada pihak pemerintah bahwa ia masih sangat berkuasa.

Namun, tentu saja ada hal yang menarik. Telatnya batalyon Bu Mega bergabung ke Akmil, akan membuat suasana retret ini nantinya lebih riang gembira.

Ratusan kepala daerah lainnya tentu akan dengan suka ria menyambut kedatangan para kepala daerah itu dengan senyuman dan tepuk tangan, sehingga membuat mereka semua jauh lebih kompak hingga seminggu ke depan.

Ini adalah risiko ketika orang tua sedang saling ribut. Sehingga beberapa anak-anak mereka telat datang ke sebuah acara.

T. R. Muda D. Bentara
T. R. Muda D. Bentara

Written by T. R. Muda D. Bentara

Kita melawan karena hak kita dilanggar.

No responses yet