๐ฃ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ถ๐ฑ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ถ ๐๐ฎ๐ฏ๐ถ๐ป๐ฒ๐ ๐ฃ๐ฟ๐ฎ๐ฏ๐ผ๐๐ผ
Hari ini, Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle untuk pertama kali di hari ke-122 pemerintahannya.
Yang diganti hari ini adalah Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi. Jabatan itu sebelumnya dijabat oleh Satrio Sumantri Brojonegoro, dan hari ini diganti dengan Brian Yulianto. Kebetulan, keduanya sama-sama berasal dari ITB.
Hal menarik, di pemerintahan kali ini, menteri yang mengurus pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi, keduanya dijabat oleh figur aktivis Muhammadiyah.
Sejak awal, di kabinet ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dijabat oleh Abdul Mu'ti yang merupakan Sekjen Muhammadiyah. Sedangkan mulai tadi sore, untuk Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, jabatan itu dijabat oleh Brian Yulianto, pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.
Untuk Abdul Mu'ti dan Muhammadiyah, tentunya ada hubungan menarik antara keduanya. Sebelum Nadiem Makarim menjadi Mendikbud pada 2019-2024, dua menteri sebelumnya yang menduduki posisi ini adalah kader Muhammadiyah. Pertama adalah Anies Baswedan, dan kedua adalah Muhajir Effendy.
Untuk Abdul Mu'ti, di masa kepemimpinan Nadiem, Jokowi pernah memintanya untuk menjadi Wakil Mendikbud, tapi ia menolak. Dan satu periode kemudian, di masa pemerintahan Prabowo, ia menerima pinangan sebagai menteri, tentunya beserta beberapa kader Muhammadiyah lainnya yang juga menjadi menteri dan wakil menteri di kabinet.
Kini, setelah Kemendikbud dipecah menjadi tiga kementerian dan pendidikan dasar dipisah dengan pendidikan tinggi, maka di Indonesia terdapat tiga kementerian yang menaungi pendidikan. Yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, dan Kementerian Agama.
Untuk Kementerian Agama, seluruh sekolah negeri dan kampus negeri di bidang agama, baik institut agama Islam, Kristen, maupun Hindu, semuanya berada di bawah naungan Kementerian Agama yang saat ini dibawah kepemimpinan Nasaruddin Umar.
Perihal Kementerian Agama, sebelumnya posisi ini dijabat oleh Yaqut Cholil Qoumas, adik Ketua Umum PBNU, yang sebelumnya dipegang oleh Jenderal Fahrurrazi.
Saat ini, dua kementerian lainnya yang menaungi pendidikan umum berada di bawah naungan kader Muhammadiyah dan pengurus Muhammadiyah. Sementara itu, untuk Kementerian Agama, meskipun Nasaruddin merupakan salah satu pengurus NU, keberadaannya sebagai menteri agama tidak seperti Yaqut yang sebelumnya mewakili NU.
Untuk Nasaruddin, keberadaannya di kabinet Prabowo sama seperti keberadaan puluhan menteri lainnya yang telah mengenal Prabowo sejak puluhan tahun lalu.
Dalam banyak pengakuan Nasaruddin di berbagai forum, ia telah mengenal Prabowo sejak lebih 30-an tahun lalu, di mana Prabowo pernah dua kali mensponsori pendidikannya, baik di Amerika Serikat maupun Kanada, dan ia juga pernah tinggal gratis lima tahun di rumah Prabowo sambil menjaga rumah.
Untuk kali ini, di pemerintahan Presiden Prabowo, untuk urusan pendidikan, kepemimpinan berada di bawah supervisi kader Muhammadiyah dan juga orang Prabowo (Nasaruddin Umar) yang kebetulan juga pengurus NU.